Keranjang Anda kosong!
Memilih Thariqat Menuju Allah
Oleh karena jalan (tharîqat) menuju Allah itu sangat banyak dan berbeda-beda, maka masing-masing sufi mempunyai thariqat yang dipilih untuk bisa wushûl (sampai) kepada Allah.
Syaikh Zainuddin al-Malibari di dalam kitabnya (Hidayah al- Adzkiya), menjelaskan perihal jalan menuju Allah Swt. dengan bentuk bait, sebagai berikut:
يَخْتَارُهُ فَيَكُونُ مِنْ ذَا وَاصِلاً # وَلِكُلِّ وَاحِدِهِمْ طَرِيْقٌ مِنْ طُرُقْ
Bagi salah satu dari mereka (orang sufi) mempunyai tharîqat dari macam-macam thariqat yang dipilihnya, maka ia akan wushûl kepada Allah dari tharîqat tersebut.
وَكَكَثْرَةِ الأَوْرَادِ كَالصَّوْمِ الصَّلاَ # كَجُلُوْسِهِ بَيْنَ الْأَنَامِ مُرَتِيَا
Seperti duduk di tengah-tengah masyarakat untuk mentarbiah, dan memperbanyak wirid, seperti puasa, shalat dan lainnya.
لِتَصَدُّقٍ بِمُحَصِّلٍ مُتَمَوَّلاً # وَكَخِدْمَةٍ لِلنَّاسِ وَالْحَمْلِ الْحَطَبْ
Dan seperti melayani manusia (al-fuqahâ’, ash-shûfiyyah dan ahli ad-din) dan seperti membawa kayu bakar untuk bersedekah dengan uang untuk menghasilkan sesuatu yang ada harganya (mencari nafkah yang halal).
- Thariqat Mentarbiyah Masyarakat
Sebagian sufi tharîqatnya mentarbiyah masyarakat, dengan cara memberikan petunjuk untuk beribadah kepada Allah Swt. dan berakhlak mulia.
قَالَ الْإِمَامُ الْغَزَالِيُّ مَنْ عَلِمَ وَعَمِلَ وَعَلَّمَ فَهُوَ الَّذِي يُدْعَى عَظِيمًا فِي مَلَكُوتِ السَّمَوَاتِ. فَإِنَّهُ كَالشَّمْسِ تُضِيءُ لِغَيْرِهَا وَهِيَ مُضِيْئَةٌ فِي نَفْسِهَا وَكَالْمِسْكِ الَّذِي يُطَيِّبُ غَيْرَهُ وَهُوَ طَيِّبُ وَمَهْمَا اشْتَغَلَ بِالتَّعْلِيمِ فَقَدْ تَقَلَّدَ أَمْرًا عَظِيمًا جَسِيْمًا فَلْيَحْفَظْ آدَابَهُ
Imam Ghazâlî berkata, “Barangsiapa mengerti, mengamalkan, dan mengajarkan, maka ia adalah orang yang dijuluki sebagai orang agung di kerajaan langit. Sungguh ia laksana matahari yang menerangi pada yang lain, ia juga menerangi dirinya sendiri, dan ia juga laksana minyak misik yang mengharumi pada yang lain, juga ia sendiri harum. Saat ia sibuk mengajar, maka sungguh ia telah memikul perkara yang agung lagi penting, untuk itu ia harus menjaga adab (tata krama)nya.”
- Thariqat Memperbanyak Aurâd (amalan-amalan ibadah)
Sebagian sufi tharîqatnya memperbanyak aurâd seperti shalat, puasa, membaca al-Qur’an, membaca tasbih, dan lainnya, juga seperti aurâd tertentu yang ditugaskan guru mursyid kepadanya.
Thariqat ini adalah Thariqatnya al-Mutajarridîn li al-Ibâdah (orang-orang yang kehidupannya melulu untuk beribadah) dan Thariqatnya ash-Shâlihin.
- Thariqat Melayani al-Fuqahâ’, al-Shûfiyyah dan Ahlu al-Dîn
Sebagian sufi tharîqatnya melayani al-fuqahâ’, al-shûfiyyah dan ahlu al-dîn. Amalan-amalan ini lebih utama daripada ibadah- ibadah sunnah, karena, di samping merupakan ibadah, juga merupakan pertolongan kepada orang-orang muslim.
Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jîlânî berkata:
مَا وَصَلْتُ إِلَى اللهِ تَعَالَى بِقِيَامِ لَيْلٍ وَلَا صِيَامِ نَهَارٍ وَلَكِنْ وَصَلْتُ إِلَى اللَّهِ بِالْكَرَمِ وَالتَّوَاضُعِ وَسَلاَمَةِ الصَّدْرِ
Saya dapat wushûl kepada Allah bukan sebab shalat di malam hari dan puasa di siang hari, akan tetapi saya wushûl kepada Allah dengan sifat dermawan, merendahkan diri (tawâdlu’) dan hati yang selamat (hati yang bersih).
- Thariqat Mencari Nafkah
Sebagian sufi thariqatnya mencari kayu bakar dari hutan, mencari ikan laut, dan lain-lain. Kemudian, ia menjualnya di pasar, dengan niat hanya untuk bersedekah. Amal ini merupakan ibadah yang sangat bermanfaat, karena, hal ini menjadi sarana untuk memperoleh barakah doanya orang muslim.
Dapatkan keterangan lengkapnya hanya di buku “Jalan Menuju Allah.”
Pemesanan bisa klik link berikut ini : http://Linktr.ee/pustakaalmuhibbin
Tinggalkan Balasan