Empat Musuh Manusia

Al-Faqih Abu Laits as-Samarqandi (w. 375 H./986 M.). Abu Laits artinya bapak singa jantan. Ini adalah laqab atau julukannya. Namanya adalah Nashar bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim as-Samarqandi. Beliau berkata bahwa sesungguhnya manusia memiliki empat musuh yang harus dilawan terus menerus. Empat musuh ini jika tidak di lawan, akan membuat manusia tersesat. Empat musuh ini akan menggoda manusia terus menerus agar manusia masuk neraka.

• Dunia

قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿يَأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ  فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَوةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ. [فَاطِرِ (٣٥):5]

Allah berfirman, “Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar. Maka, sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah setan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” (QS. Fathir [35]:5)

Kita jangan tertipu daya dengan kehidupan dunia. Kehidupan dunia ini menipu. Orang tidak mau shalat itu sebab tertipu oleh dunia. Banyak orang bekerja sampai lupa melakukan shalat. Banyak orang yang meninggalkan shalat Jum’at sebab bekerja, seperti menjaga warung dan menunggu pom bensin. Itu semua bertujuan mencari dunia.

Terkadang ada orang yang amal ibadahnya sudah baik, shalatnya bagus, puasanya bagus, kemudian menjadi pemimpin, ternyata malah melakukan kedzaliman. Hal itu karena tertipu dengan dunia.

Ada sebuah cerita tentang seorang guru mursyid yang awas. Guru mursyid tersebut menjenguk murid tharîqah di rumahnya. Guru mursyid dihidangkan roti yang tidak ada lauknya. Kebetulan saat itu murid tidak punya lauk. Dia hanya punya roti. Dalam hati, murid bergumam, “Seandainya ada keju, pasti lebih sempurna.” Guru mursyid tahu suara hati muridnya. Setelah makan, tangan murid dipegang oleh guru mursyid, “Ayo, ikut aku.”

“Ke mana guru?” tanya sang murid.

“Ayo kita ke kota. Kita akan melihat situasi di penjara kota.”

Sesampainya di penjara, murid diberitahu oleh guru mursyid, “Orang ini dipenjara, hukumannya adalah akan dibunuh. Orang ini dipenjara, hukumannya adalah akan dipotong tangan. Orang ini dipenjara, hukumannya adalah akan dicambuk seratus kali.”

Guru mursyid melanjutkan perkataannya, “Nak, kamu saya tanya, kenapa orang itu bisa sampai dihukum mati, bisa sampai dihukum potong tangan, dan bisa sampai dihukum cambuk seratus kali.”

“Saya tidak tahu, guru.”

“Ini penyebabnya adalah thama’. Dia tidak menerima memakan roti tanpa lauk keju.”

Akhirnya, murid menjadi sadar, “Ternyata, seperti itulah dunia menggoda.”

Ketika kita makan, sudah ada pecel, kita masih ingin sate. Sudah ada lodeh, masih ingin ayam panggang. Kalau kemudian tidak punya uang, lalu memaksakan diri, akhirnya mencuri. Inilah godaan dunia.

• Nafsu

قَالَ النَّبِيُّ : أَعْدَى عَدُوِّكَ نَفْسُكَ الَّتِي بَيْنَ جَنْبَيْكَ». (رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ / إِحْيَاءُ عُلُومِ الدِّيْنِ، ج: ٣ ص: ٤)

Nabi bersabda, “Musuhmu yang paling jahat adalah nafsumu sendiri yang berada di antara dua lambungmu.” (HR. Imam al- Baihaqi/Ihya’ ‘Ulûmiddîn, Juz 3, hal. 4)

Nafsu tersebut bernama nafsu amarah. Nafsu amarah itu nafsu yang berada di antara dua lambung; lambung kanan dan lambung kiri (dada).

قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِيْ ، إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةُ بِالسُّوءِ ). [يُوسُف (١٢):٥٣]

Allah berfirman, “Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan” (QS. Yusuf [12]: 53)

Nafsu amarah banyak memerintahkan manusia melakukan hal keburukan. Nafsu amarah itu sifatnya jelek-jelek dan tidak ada yang baik, seperti ghadlab (marah), takabbur, sum’ah (ingin tenar), hasud, riya’, hirshu (serakah), bukhl (kikir), dan jahl (bodoh). Itulah sifatnya nafsu amarah. Nafsu amarahmu adalah musuhmu yang paling jahat. Orang jika sudah terbawa nafsu amarah, dia terbawa bujukan setan. Nafsu amarah dengan seluruh sifat jeleknya bisa merusak jiwamu.

• Setan insi (setan yang berbentuk manusia)

Siapa pun yang mengajak maksiat dan meninggalkan ibadah kepada Allah adalah setan. Setan terkadang berwujud manusia. Dia terkadang membantu dan memberi kita, tetapi mengajak kita meninggalkan ibadah, melakukan maksiat, dan melakukan perkara yang tidak baik. Itulah setan yang berbentuk manusia.

• Setan jinni (setan yang tidak tampak)

Empat musuh ini semuanya berat. Seluruhnya akan menggoda manusia. Jika manusia sampai tergoda, dia akan tersesat jalannya dan tidak akan sampai kepada kebahagiaan akhirat. Oleh karena itu, kita perlu fadlal Allah.

قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿وَلَوْ لَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَى مِنْكُمْ مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ). [النُّور (٢٤):٢١]

Allah berfirman, “Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak ada seorang pun dari kamu sekalian yang bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki- Nya dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. an-Nur [24]: 21)

Seandainya tidak ada fadlal dan rahmat Allah kepada kamu sekalian, maka tidak ada satu pun orang yang bersih jiwanya dari perbuatan keji dan mungkar. Umpama fadlal dan rahmat Allah tidak ada, tidak akan ada satu orang pun yang hatinya bersih, sebab semuanya telah terkena godaan dunia, godaan nafsu amarah, godaan jin atau setan yang tidak tampak, serta godaan setan yang tampak dan berwujud manusia, tetapi Allah pun yang dikehendaki. fadlal dan rahmat Allah Allah membersihkan kepada siapa Semuanya membutuhkan karena fadlal dan rahmat bisa mencegah seseorang dari melakukan dosa dan kejahatan.

Dapatkan keterangan lengkapnya hanya di buku Indahnya Tabir Alloh.

Pemesanan  klik link berikut ini : http://Linktr.ee/pustakaalmuhibbin