Sabar dan Tabah dalam Belajar

Mencari ilmu ibarat meniti perjalanan panjang di tengah samudra. Ombak tantangan datang silih berganti, terkadang menggulung harapan, namun di lain waktu menjadi dorongan untuk terus melangkah. Dalam perjalanan ini, sabar dan tabah adalah perbekalan yang tidak pernah boleh ditinggalkan. Sabar mengajarkan kita untuk tetap bertahan meski jalan terasa berat, sementara tabah memampukan hati untuk tetap teguh ketika rintangan datang menghadang. Karena ilmu, sebagaimana mutiara yang terpendam di dasar lautan, hanya dapat diraih oleh mereka yang bersedia menyelam dengan keyakinan, ketekunan, dan keikhlasan. Di setiap tetesan keringat, di setiap letih yang teruji, ada cahaya pemahaman yang menanti untuk menyinari jiwa.

Dalam kitab Taโ€™lim Mutaallim dijelaskan bahwa:

Pertama, seorang pencari ilmu hendaknya sabar dan tabah dalam pembelajaran seorang guru pada suatu kitab hingga sempurna.

Dalam kitab Taโ€™lim Mutaallim dijelaskan bahwa Sabar dan tabah itu merupakan pokok yang paling utama dalam segala hal, tetapi jarang yang bisa melakukannya. Sebagaimana syiiran di bawah ini:

ู„ููƒูู„ูู‘ ุฅูู„ูŽู‰ ุดูŽุฃู’ูˆู ุงู„ู’ุนูู„ูŽู‰ ุญูŽุฑูŽูƒูŽุงุชูŒ # ูˆูŽู„ูƒูู†ู’ ุนูŽุฒููŠุฒูŒ ูููŠ ุงู„ุฑูู‘ุฌูŽุงู„ู ุซูŽุจูŽุงุชูŒ

“Semua orang menginginkan derajat yang tinggi, tetapi sedikit dari mereka yang mau tabah”.

ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ุงู„ู’ุฌูู†ูŽูŠู’ุฏู ุงู„ู’ุจูŽุบู’ุฏูŽุงุฏููŠูู‘ ุงู„ู„ู‡ (ุชููˆูููู‘ูŠูŽ: ูขูฉูง ู‡ู€ / ูฉูกู  ู…ู€ ) : ุงู„ุตูŽู‘ุจู’ุฑู ู‡ููˆูŽ ุชูŽุฌูŽุฑูู‘ุนู ุงู„ู’ู…ูุฑูŽุงุฑูŽุฉู ู…ูู†ู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุชูŽุนู’ุจููŠู’ุณู

Asy-Syekh Junaid al-Baghdadi (Wafat: 297 H./910 M.) berkata: “Sabar adalah sanggup menelan barang pahit tanpa cemberut”.

Ada sebuah pendapat: “Keberanian (yang hakiki) adalah sabar sejenak”.

Dalam ketentuan disiplin ilmu pengetahuan, mempelajari satu fan ilmu itu harus sampai faham, baru mempelajari ilmu yang lain dan jangan berpindah tempat, kecuali jika terpaksa (dlorurot).

Jika seorang pelajar (dalam belajar) ia meninggalkan gurunya sebelum waktunya, meninggalkan ilmu sebelum khatam serta berpindah – pindah tempat. Maka akan mengalami 4 hal di bawah ini:

  1. Urusannya menjadi kacau balau / berantakan.
  2. Hati tidak tenang.
  3. Waktu akan berlalu sia-sia.
  4. Menyakiti hati guru.

Kedua, Hendaknya seorang pelajar tabah dan sabar dalam mengendalikan hawa nafsunya.

ู‡ูŽูˆูŽู‰: kesenangan hati. Contoh: refreshing, rekreasi.

ู†ูŽูู’ุณู : keinginan hati. Contoh: menghamburkan uang.

Dalam menuruti hawa nafsu, yang sedang-sedang saja, jangan berlebihan. Sebagaimana dalam syiir:

ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู’ู‡ูŽูˆูŽู‰ ู„ูŽู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ู‡ูŽูˆูŽุงู†ู ุจูุนูŽูŠู’ู†ูู‡ู # ูˆูŽุตูŽุฑููŠู’ุนูŽ ูƒูู„ูู‘ ู‡ูŽูˆู‹ู‰ ุตูŽุฑููŠุนู ู‡ูŽูˆูŽุงู†ู

“Sesungguhnya hawa nafsu itu benar-benar suatu hal yang hina, orang yang kalah dengan hawa nafsunya itu berarti kalah dengan suatu hal yang hina”.

Ketiga, Hendaknya seorang pelajar tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan dan bencana.

Ada suatu pendapat yang mengatakan: 

ุฎูŽุฒูŽุงุฆูู†ู ุงู„ู’ู…ูู†ูŽู‰ ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูŽู†ูŽุงุทููŠู’ุฑู ุงู„ู’ู…ูุญูŽู†ู

“Gudangnya cita-cita itu terletak pada banyaknya ujian”

Syi’iran di bawah ini ada yang mengatakan gubahan dari Sayyidina Ali bin Abi Tholib karramallahu wajhah:

ุฃูŽู„ุงูŽู„ุงูŽ ุชูŽู†ูŽุงู„ู ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ูŽ ุฅูู„ุงูŽู‘ ุจูุณูุชูŽู‘ุฉู # ุณูŽุฃูู†ู’ุจููŠู’ูƒูŽ ุนูŽู†ู’ ู…ูŽุฌู’ู…ููˆู’ุนูู‡ูŽุง ุจูŽูŠูŽุงู†ู

โ€œTidak akan bisa meraih ilmu tanpa memakai 6 hal, yang akan aku jelaskan semuanyaโ€

ุฏููƒูŽุงุกู ูˆูŽุญูุฑู’ุตู ูˆูŽุงุตู’ุทูุจูŽุงุฑููˆูŽุจูู„ู’ุบูŽุฉู # ูˆูŽุงูุฑู’ุดูŽุงุฏู ุงูุณู’ุชูŽุงุฐู ูˆูŽุทููˆู’ู„ู ุฒูŽู…ูŽุงู†ู

  1. Cerdas
  2. Ada keinginan/rajin
  3. Sabar
  4. Adanya bekal
  5. Petunjuk guru
  6. Waktunya lama

Dari penjelasan dalam Kitab Ta’lim Muta’allim, tampak jelas bahwa sabar dan tabah adalah kunci utama dalam perjalanan mencari ilmu. Sabar dalam menuntaskan pembelajaran, mengendalikan hawa nafsu, dan menghadapi cobaan adalah bentuk pengabdian yang tinggi kepada proses keilmuan. Sebab, ilmu tidak hanya menguji kecerdasan, tetapi juga keteguhan hati dan keikhlasan jiwa. Dengan sabar dan tabah, seorang penuntut ilmu tidak hanya akan mencapai keberhasilan duniawi, tetapi juga keberkahan yang hakiki. Perjalanan mungkin berat, tetapi buahnya akan menjadi manis bagi mereka yang mampu bertahan.

Dapatkan penjelasan lainnya hanya di buku โ€œterjemah Taโ€™lim Mutaallim.

โ€Pemesanan bisa klik link berikut ini : http://Linktr.ee/pustakaalmuhibbin


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *