Keranjang Anda kosong!
KISAH PEMUDA AHLI IBADAH YANG TERGODA WANITA
Diceritakan bahwasanya pada zaman Bani Isra’il, ada seorang wanita nakal yang selalu menggoda masyarakat dengan kecantikannya. Pintu rumahnya selalu terbuka. Setiap hari, ia duduk-duduk di dalam rumah di atas ranjang yang berhadapan langsung dengan pintu rumahnya. Setiap orang yang melihatnya pasti tergoda dengan kecantikannya dan mereka pun bisa bersenang-senang bersamanya, asalkan membayar uang sepuluh dinar atau lebih.
Pada suatu hari, ada seorang pemuda ahli ibadah lewat di depan pintu rumahnya. Ia pun melihat wanita itu dan tergoda. Mengalami kejadian seperti itu, sang pemuda segera memerangi nafsunya dan berdoa kepada Allah agar menghilangkan hal tersebut dari hatinya, namun hal itu tidak kunjung hilang. Akhirnya, sang pemuda menjual perabot rumahnya dan semua yang dimilikinya hingga terkumpul dinar yang dibutuhkan untuk menemui wanita tersebut. Setelah datang ke rumah wanita itu dan menyerahkan uang yang telah disiapkan kepada wakilnya, wanita itu pun menyiapkan waktu tersendiri untuk kedatangannya.
Sang pemuda kemudian datang menemui si wanita pada waktu yang telah ditentukan dan sungguh ia telah berhias dan duduk di atas ranjang. Tak lama kemudian sang pemuda masuk dan duduk bersama di atas ranjang. Sewaktu sang pemuda itu mengulurkan tangannya, Allah menurunkan rahmat-Nya dari berkah ibadah serta taubat yang telah dilakukan pemuda itu.
“Sungguh Allah melihat perbuatan ini dan melebur semua amalmu.” ucap pemuda itu dalam hati. Sang pemuda merasa takut. Tubuhnya gemetar dan raut wajahnya berubah.
Melihat keadaan pemuda seperti itu, si wanita heran. “Apa yang terjadi pada dirimu?” tanya si wanita.
Pemuda itu menjawab, “Aku takut kepada Allah. Izinkanlah aku keluar!”
Si wanita berkata, “Celakalah kamu! Banyak orang yang mengharapkan kesempatan seperti apa yang kamu dapatkan ini. Ada apa denganmu ini?”
Pemuda itu menjawab, “Aku takut kepada Allah. Sungguh uang yang telah aku berikan kepadamu itu halal untukmu. Tolong izinkan aku keluar!”
Si wanita bertanya, “Apakah kamu tidak akan berbuat sesuatu apa pun?”
Pemuda menjawab, “Tidak!”
Si wanita bertanya lagi, “Dari mana asalmu dan siapa namamu?”
Setelah pemuda itu memberitahukan bahwa ia bernama “ini” dan berasal dari daerah “ini”, wanita tersebut mengizinkannya keluar dari sampingnya. Sang pemuda kemudian selalu berdoa memohon ampunan, sebab ia telah terjatuh dalam kebinasaan dan kerusakan serta menangisi dirinya.
Semenjak ditinggal pergi oleh sang pemuda, hati si wanita diselimuti rasa takut sebab mendapatkan berkah sang pemuda. Wanita tersebut bergumam dalam hati, “Ini adalah dosa yang pertama kali dilakukannya dan ia sangat merasa takut, sedangkan aku telah melakukan dosa ini selama satu tahun. Tuhan yang ditaatinya adalah Tuhanku juga. Dan seharusnya rasa takutku melebihi rasa takutnya.”
Wanita tersebut akhirnya bertaubat dan menutup pintu rumahnya dari masyarakat, memakai pakaian bekas, dan beribadah kepada Allah. Ia berkata di dalam hati, โJikalau aku datang kepada pemuda itu, mungkin ia akan menikahiku, dan aku akan selalu berada di sampingnya. Aku bisa belajar darinya masalah agamaku dan ia akan menjadi penolongku dalam beribadah kepada Allah.”
Kemudian wanita tersebut bersiap-siap serta membawa harta dan pelayan yang ia kehendaki. Setelah ia sampai di desa yang pernah dikatakan kepadanya, ia bertanya tentang pemuda tersebut.
Mendapat kabar bahwa ada seorang perempuan yang Bertanya tentang dirinya, tersebut keluar pemuda tersebut keluar menemuinya. Ketika wanita tersebut melihat sang pemuda datang menemuinya, ia membuka cadar wajahnya agar sang pemuda mengenalinya. Sewaktu sang pemuda melihat dan mengerti, ia langsung teringat kejadian antara dirinya dan si wanita. Dan ia pun menjerit dengan keras lalu meninggal dunia.
Wanita itu pun bertambah susah dan bertanya kepada orang-orang, “Aku keluar hanya untuk ia dan kini ia telah meninggal. Apakah ada di antara keluarganya yang membutuhkan seorang perempuan untuk dinikahi?”
Salah satu masyarakat menjawab, “Pemuda tersebut memiliki saudara yang shalih, akan tetapi ia miskin tidak punya harta.”
“Tidak masalah, karena aku memiliki harta yang banyak.” jawab si wanita.
Kemudian ia mendatangi saudara pemuda tersebut dan meminta untuk menikahinya. Dan dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai tujuh orang anak dan kesemuanya menjadi nabi Bani Isra’il.
Dapatkan keterangan lengkapnya hanya di buku โAโmal Hasanah dan Keutamaannya.โ
Pemesanan bisa klik link berikut ini : http://Linktr.ee/pustakaalmuhibbin
Tinggalkan Balasan